Penyakit Cacing: Musuh Tersembunyi di Dunia Peternakan

Penyakit cacing adalah ancaman serius bagi peternakan. Ini bukanlah sekadar masalah sepele. Parasit ini memilih tinggal dalam usus hewan ternak, seolah-olah menjalani hidup mewah tanpa bekerja, tetapi kenyataannya, mereka merampok sumber daya penting dalam pencernaan hewan ini yang dibutuhkan untuk mencerna pakan.

Konsekuensinya, kita harus bertindak cepat untuk mengusir para “perampok” ini, karena mereka bukan hanya memengaruhi kesejahteraan hewan ternak, tetapi juga mengurangi produktivitas mereka secara signifikan dan bahkan dapat memicu penyakit lain.

Cacing Gilig/Bulat/Bundar

Cacing bulat, yang berbentuk bundar dan berwarna putih, merupakan salah satu ancaman utama. Mereka dapat mencapai panjang hingga 11 cm dan biasanya berada di usus kecil hewan ternak. Saat populasi cacing mencapai titik maksimum, mereka bahkan bisa ditemukan dalam kotoran ternak. Akibatnya, usus ternak menjadi luka dan sulit untuk menyerap nutrisi dengan baik.

Gejala infeksi cacing bulat meliputi kelesuan pada ayam atau itik, warna kulit pucat pada jengger dan pial bagian bawah, kotoran yang encer, penurunan nafsu makan, bulu kering berdiri, penurunan produksi, bahkan lumpuh dan kematian.

Penularan penyakit ini terjadi melalui air minum dan pakan yang terkontaminasi oleh telur cacing atau jika hewan sehat memakan cacing hidup. Bahkan, kotoran litter dan peralatan kandang juga dapat berperan sebagai media penularan.

Cacing Pita

Cacing pita adalah jenis lain yang perlu diwaspadai. Mereka berbentuk pipih seperti pita dan tidak memiliki mulut atau alat pencernaan. Mereka menyerap nutrisi dari sari makanan melalui permukaan tubuh mereka. Meskipun sering kali dikaitkan dengan babi, hewan ternak seperti ayam juga bisa terinfeksi oleh jenis cacing pita yang berbeda. Panjangnya bisa mencapai 25 cm dan mereka melekat pada usus dengan kait di ujung tubuh mereka.

Cacing Rambut dan Cacing Ceca/Usus Buntu

Selain itu, ada cacing rambut dengan panjang sekitar 1,5 hingga 2 cm dan hidup di usus. Ada juga cacing ceca atau usus buntu yang berwarna agak keabu-abuan dan panjangnya sekitar 0,8 hingga 1,5 cm.

Pencegahan Penyakit Cacing

Untuk mencegah penyakit cacing, program sanitasi harus diterapkan dengan ketat. Peralatan kandang harus dicuci secara rutin, setidaknya seminggu sekali atau setelah periode pemeliharaan tertentu, terutama jika tujuannya adalah untuk penggemukan.

Disinfektan harus disemprotkan ke kandang postal dan baterai, dan litter sekam harus selalu dalam kondisi kering. Selain itu, berikan asupan vitamin A dan vitamin B kompleks kepada hewan ternak.

Hubungan Penyakit Cacing dengan Kelumpuhan Ayam dan Itik

Penting untuk diingat bahwa cacing adalah parasit yang hidup di usus hewan ternak dan mengganggu penyerapan nutrisi yang diperlukan untuk hidup. Jadi, tidak mengherankan jika ayam dan itik mengalami defisiensi nutrisi tertentu akibat cacing ini. Jika cacing berhasil menyerap semua kalsium dan fosfor yang dibutuhkan oleh tubuh, hewan ternak bisa mengalami kelumpuhan.

Pengobatan

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan:

  1. Jamu Herbal
  2. Probiotik
  3. Obat Kimia seperti Levamid, Nemasol, Tryworm (pilih salah satu dan ikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan obat).
  4. Suplemen Vitamin A dan Vitamin B kompleks, dengan dosis sesuai petunjuk.

Kombinasikan keempat metode pengobatan di atas selama 7 hari. Harap diingat bahwa untuk ayam dan itik yang telah memulai produksi telur, pengobatan ini dapat mengurangi produksi telur. Namun, seiring pemulihan, produksi telur biasanya akan kembali normal.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *